Posts

Showing posts from August, 2014

Pergi

Dukaku tak kunjung berhenti ketika kutahu kau lepas rangkul itu janji yang telah terucap kandas. Dan aku terluka sepenuhnya Kau pergi tuk selamanya menemui Tuhan di alam yang berbeda Tak kembali Tak pernah kembali Takdir kita dipertemukan untuk berpisah tiada yang dapat mengubah Bibir tak mungkin mencela Ini jalan kita Kurelakan dengan sejuta asa yang takkan tercipta |Widya Arum

Bukan Kita

Aku dan kamu layaknya insan yang tak pernah mengenal Aku dan kamu seperti bunga setangkai yang telah layu mati rasa sudah    Daun-daun tak berhenti bertanya    "Ada apa dengan dua manusia ini?"    Wajah yang tak mau mengalah    Bibir yang membisu    Tatap mata yang tak mau bicara    Aku dan kamu    seperti sepasang musuh yang memadu kasih. |Widya Arum berteduh dan diam.

Demikian pun Aku

Adakah kau tahu? tentang kenangan yang telah kau tinggalkan Empat tahun lamanya rasa rindu tak terbalaskan sangat berat kurasakan terobati saat kutahu Kau kembali.             Kau ciptakan suasana baru menaruh hati pada yang mau menerima: aku Tuhan menganugerahkan padamu, mungkin dan semoga untukku. Tak siap, kuberlari sekuat hati Lemah kurasa Gejolak hati yang belum pernah ada Terlalu deras menembus rasa Aku tak bisa Aku tak bisa mencabut panah ini             Antara aku dan kau rasa ini tak kunjung hilang. Dan kau pergi lagi             meninggalkan rasa yang tak mungkin kuakui Saat kusadar kau tak menetap di sini. Dan masih tak kumengerti apakah rasa ini pun demikian Jika aku diciptakan dari rusukmu Semoga rasa ini Akan tetap setia menetap dan berdiam diri di hati menantimu sampai kau kembali lagi. |Widya Arum Angan cerpen Karena Hujan Dan Ulang Tahun : buah pikir yang dulu.