Posts

Showing posts from January, 2014

Awan Itu Aku

Bak awan di langit di atas gemuruh ombak yang memecahkan sunyi matahari simbol suasana hati dikala itu aku terang Petir memecahkan segalanya Matahari sembunyi, menghilang Ketakutanku! Terampas riang hatiku Mendung Petir itu terdengar lagi, ingin kuberlari Aku semakin hitam tak mungkin kusembunyi jika iya, dimana? Kumohon, meredalah. Suara itu, kumohon, tahanlah. Jangan kau tekan lagi aku Jangan kau buat matahariku sembunyi Jangan kau tambahkan lagi semua itu dipikiranku Petir itu menggetarkan lagi seluruh tubuhku kaku Jangan kau seret aku Jangan. Seribu kata membayangiku Ingin kumuntahkan tapi kutahan Lagi-lagi semua ini ujian Aku harus bersabar dan menegarkan kau tanpa ku harus berpihak Matahari, kembalilah. Ombak, tenanglah sejenak. Aku ingin bercerita. Tentang apa yang kurasa yang perlahan melumpuhkan pikiran jernihku Kumohon, dengarlah aku dan jerit tangis hati ini. |Widya Arum hingar suasana hati

Bersabarlah Emosi

Jika keinginanku menjadikan kekhawatiran Baik, aku akan diam Jika yang kuucakan dirasa tak perlu Baik, aku akan diam Jika yang kulakukan salah Baik, aku akan diam Jika kebenaranku dianggap belum benar Baik, aku akan sabar Kucoba cari kesalahanku sendiri Jika usahaku serba salah Baik, aku akan mencoba berbenah Bertahan dari emosi Bertahan dari hasrat mengucap Bertahan dari hentakan batin Kurasa memang terkadang hidupku tak perlu Tak perlu memikir Tak perlu mencoba Tak perlu petualangan Hari demi hari kusabari Hingga waktu yang kuharapkan tiba Dan kali ini… Aku terpental luapan emosi Aku tak marah Aku tak menggertak Aku tak menitihkan air mata Kurasa itu takkan menyelesaikan Tak perlu… Aku ingin dewasa Tetapi bagaimana bisa Aku terus dikurung dan mengurung Dalam hati kumenangis Kurasa ini tak perlu Untuk apa? Aku tak ingin tersenyum Aku tak ingin bicara Canda itu membuatku semakin marah Aku terbakar emosi Yang kupi